Penerapan bioinformatika di berbagai cabang dan bidang ilmu

  • 0

BIOINFORMATIKA
Istilah bioinformatics awal dikemukakan di era 1980-an untuk mengolah data analisis biologi dengan menggunakan computer. Bioinformatika sering diterapkan dalam bidang-bidang sekuen DNA, pembuatan basis data pada tahun 1960-an. Paulien Hogeweg merupakan tokoh yang menciptakan istilah  bioinformatika pada tahun 1970. Komputer menjadi penting dalam ilmu biologi molekuler seiring penemuan urutan insulin di awal tahun 1950an oleh Frederick Sanger. Pelopor Bioinformatika di lapangan adalah Margaret Oakley Daydoff, yang dipuji oleh David Lipman (National Center for Biotechnology Information). Daydof berhasil menyusun salah satu database urutan protein pertama. Pelopor lain, Elvin A Kabat, berhasil memelopori analisis urutan biologis pada tahun 1970 ( James, 2001 ).
Bioinformatika berasal dari bahasa yaitu “bioinformatics” yang artinya (ilmu yang mempelajari ) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah  biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan. Bioinformatika merupakan ilmu terapan yang lahir dari perkembangan teknologi informasi dibidang molekular. Pembahasan dibidang bioinformatik ini tidak terlepas dari perkembangan biologi molekular modern, salah satunya  peningkatan pemahaman manusia dalam bidang genomic yang terdapat dalam molekul DNA ( James, 2001 ). Aprijani dan Elfaizi (2004) menyatakan bioinformatika merupakan kajian yang memadukan disiplin biologi molekul, matematika dan teknonologi informasi (TI). Ilmu ini didefinisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisis untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi molekul. Biologi molekul sendiri juga merupakan bidang interdisipliner, mempelajari kehidupan dalam level molekul. Utama (2003) menyatakan bioinformatika didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang yang merangkul berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, yang kesemuanya saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lainnya ( Homan, 2000 ). Sedangkan menurut Tekaia (2004, dalam Aprijani dan Elfaizi (2004)  bioinformatika merupakan metode matematika, statistik dan komputasi yang  bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah biologi dengan menggunakan sekuen DNA dan asam amino dan informasi-informasi yang terkait dengannya ( Homan, 2000 ).
BIOINFORMATIKA KLASIK
Bioinformatika klasik merupakan bioinformatika yang lebih menitik  beratkan pada sekuen DNA, yang merupakan materi genetic yang terdapat pada asam nukleat di protein. Protein terdapat di tubuh makluk hidup. Karena protein merupakan senyawa organic yang penting, termasuk bahan dasar materi genetic DNA dari asam nukleat ( James, 2001 ). Bioinformatika klasik belum dilakukan perbandingan genom dari beberapa spesies yang berbeda. Selain itu juga belum dilakukan pengukuran jumlah relative dari kopian atau cetakan dari sebuah pesan genetic seperti pada Bioinformatika  baru. Selain itu juga belum bisa menemukan fungsi dan dan keterkaitan dari gen,  juga belum dapat melihat kerja fungsi hormone( James, 2001).
BIOINFORMATIKA BARU
Bioinformatika baru telah berhasil mencapai suatu metode besar yang  belum dapat dilakukan pada bioinformatika klasik. Proyek pemetaan genom manusia disebut dengan ( Human Genome Project ). Proyek Human Genome  Project menyebabkan berubahnya bentuk dan prioritas riset, serta terjadi  perubahan pula pada penerapan Bioinformatika. Berhasilnya riset Human Genome Project membawa perkembangan yang  pesat bagi biologi terutama bidang biologi molekuler dengan memanfaatkan  bioinforamtika yang berteknologikan komputer. Para ahli mengatakan bahwa kita  berada pada masa pascagenom. Selesainya proyek Human Genome Project maka membawa perubahan pada bioinformatika yaitu, dapat mencari perbedaan dan  persamaan di antara gen-gen yang berbeda pada spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Dari perbedaan-perbedaan tersebut maka dapat digunakan untuk proses identifikasi secara molekuler, identifikasi dan pengelompokkan secara filogenik dengan berdasarkan persamaan dan perbedaan genetic, sehingga dapat diketahui proses evolusi, sehingga melahirkan cabang ilmu yang disebut dengan ilmu evolusi yang disebut juga dengan perbandingan genom (comparative  genomics) ( Homan, 2000 ). Di era ini muncul suatu teknologi yang didesain untuk mengukur jumlah copian sebuah pesan genetic dari beberapa tingkatan yang berbeda pada  perkembangannya. Contohnya adalah DNA Microarrays.
Selain itu cara tersebut dapat mengidentifikasi fungsi-fungsi dan suatu keterkaitan gen akan semakin tumbuh. Perubahan besar akan terjadi dalam penekanan dari gen itu sendiri dari hasil-hasil gen. yang pada akhirnya akan menuntun ke usaha untuk mengkatalogkan semua aktivitas dan karakteristik interaksi antara semua hasil-hasil dari gen ( pada manusia ) yang disebut proteomics, usaha untuk mengkristalisasi dan memprediksika struktur-struktur dari semua protein ( pada manusia ) yang disebut structural genomics. Bioinformatika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Bioinformatika menyebabkan kepesatan yang didapat dari ilmu biologi dengan memanfaatkan teknologi yang memudahkan dalam pengerjaannya dan mendapatkan hasil keakuratan yang tinggi, sehingga menunjang kehidupan manusia.
CABANG-CABANG TERKAIT DENGAN BIOINFORMATIKA
Bioinformatika menggabungkan berbagai bidang ilmu komputer, matematika, dan engineering untuk memproses data biologi. Supercomputer digunakan untuk membaca dan memproses data biologi supaya hasilnya semakin cepat didapatkan. Berbagai sistem informasi dan database digunakan untuk menyimpan dan menyusun data biologi. Dalam menganalisa data biologi, juga diperlukan berbagai algoritma Artificial Intelligence, Machine Learning, Soft Computing, Data Mining, Image Processing, dan Simulation ( James, 2001 ).
Bioinformatika merupakan penerapan kecanggihan teknologi computer pada ilmu  biologi. Selain pada ilmu biologi, bioinformatika juga berpengaruh atau terkait pada cabang-cabang ilmu lain, terutama ilmu-ilmu yang terkait dengan dunia SAINS. Beberapa ilmu yang terkait adalah biophysics (biofisika), Computational Biology, Medical Informatics, Cheminformatics, Mathematical Biology, Proteomics, dan Pharmacogenomics, yang akan dibahas satu persatu dibawah ini, antara lain :
6.1 Biophysics
Biofisika merupakan cabang ilmu yang menerapkan beberapa ilmu atau teknik fisika untuk menerapakan ilmu biologi. Bioinformatika juga tercipta berdasarkan analisis dan teknik yang ada di ilmu fisika. Maka dari itu ilmu fisika  juga diperlukan dalam biologi, termasuk pada bioinformatika.
6.2 Computational Biology
Komputasi biologi ini hubungannya dengan ilmu bioinformatika dekat, karena computasi biologi ini lebih dekat dengan biologi umum klasik. Computational biology diantara memfokuskan pada populasi, biologi teorotis, dan gerak evolusi, dari pada dalam biomedis dalam biologi molekuler dan biologi sel. Biologi molekuler penting dalam computational biology. Diartikan bahwa data-data yang disajikan lebih pada gaya statistika dari  pada model yang sebenarnya. Tidak semua nya pada computasi biologi merupakan biologi, namun computasi lebih condong pada ilmu matematika.
6.3 Medical Informatics
Bidang medis memerlukan ilmu dan penerapannya bioinformatika. Pengguannkan pada medical inforamatics, diterapakan seperti analisis atau deagnosa suatu penyakit. Memprediksi berapa tingkat kecepatan pertumbuhan  penyakit. Informasi medis juga dikodekan atau ditampilkan dalam bentuk algoritma. Dengan demikian maka akan membantu dan memudahkan ilmu medis dalam perkembangan dan kemajuan bidang ilmu medis. Biologi memegang  peranan yang besar dan keterkaitannya besar dengan ilmu medis.
6.4 Cheminformatics
Cheminformatics adalah bidang dalam kimia, yang juga menggunakan cara dalam biologi, sedangkan cara dalam kimia seperti kombinasi dari sintesis kimia. Pada intinya digunakan dalam penemuan dan pembuatan obat.  penemuan obat-obat ini dapat membawa manfaat manusia. seperti  peneman obat penisilin yang dapat menggambarkan bagaimana cara untuk menemukan dan mengembangkan obat-obatan hingga sekarang. Keberhasilan dalam penemuan ini pun didasakan atas usaha dan waktu yang lama. Dibutuhkan tahap-tahap penting dan ketelitian hingga berhasil pembuatan obat. Keadaan yang lambat salah satu factor penghambat dalam pembuatan obat, namun ketersediaan obat dibutuhkan, maka diterapkanlah IT untuk membantu proses pengerjaan pembuatan obat-obatan. Yaitu dengan mengotomatiskan proses-proses yang terkait dengan sintesis kimiawi yang dilakukan oleh ahli kimia, maupun para ahli biokimia. Kecepatan pengerjaan dalam sintesis obat seperti inilah yang menjadi target dari Cheminformatics. Beberapa bidang yang dikaji dalam Cheminformatics antara lain : Visualisation Tools, Synthesis Planning, Reaction and Structure Retrieval, 3-D,Structure Retrieval, Modelling, Computational Chemistry, and Utilities.
6.5 Mathematical Biology
Mathematical Biology merupakan penerapan bidang ilmu biologi di matematika. Pada matematika biologi sering menggunakan ilmu biologi yang di analisis secara matematika, baik mengggunakan algoritma, menggunakan statistic, menggunakan grafik, yang tujuannya adalah untuk mempermudah pembacaan data. Mathematical Biology sering digunakan untuk aplikasi software. Dengan Mathematical Biology, sebagai missal menggunakan software dengan analisis matematika dan diterapkannya pada biologi. Missal seperti pembuatan software klasifikasi tumbuhan ataupun klasifikasi hewan pada taksonomi tumbuhan dan taksonomi hewan. Dengan menggunakan prinsip matematika yaitu teori  permutasi.
6.6 Proteomics
Merupakan studi biologi yang lebih mendalami pada struktur dan fungsi dari protein. Protein merupakan senyawa organic yang penting untuk metabolisme sel. Protein memiliki peranan penting, dan dapat dikatakan senyawa terbanyak yang dibutuhkan oleh makluk hidup. Misalnya protein yang berupa asam nukleat sebagai bahan pennyusun DNA, DNA merupakan materi genetic pada suatu makluk hidup. Penerapannya adalah dengan cara mengguankan teknologi untuk menganalisisnya. Sehingga didapatkan hasil yang akurat, cepat, dan maksimal dalam analisisnya. Diamping itu pula dikarenakan pengerjaan secara manual akan memakan waktu yang lama. Dan membutuhkan teknologi yang tinggi dalam  pengerjaannya. Namun dengan adanya teknologi maka akan mempermudah dalam  pengerjaannya. Berhubungan dengan bioinformatika dikarenakan protein merupakan bagian dari studi biologi dan teknologi yang digunakan menerapkan  prinsip teknologi informasi. Dua studi biologi dan teknologi informasi merupakan  pengertian dari Bioinformatika.
6.7 Pharmacogenomics
Pharmacogenomics merupakan bidang studi yang menganalisis bagaimana respon atau efek obat-obatan terhadap seseorang. Pharmacogenomics merupakan kombinasi dari bidang ilmu farmakologi dan genomic. Ini semua juga diguakan teknik sekuen DNA dan sejuen DNA sendiri digunakan untuk analisis DNA.
Penerapan
Bioteknologi berakar dari bidang biologi, sedangkan perkembangan teknologi informasi tak dapat dilepaskan dari matematika. Umumnya biologi dan matematika dianggap sebagai dua bidang yang sangat berbeda, dan sulit untuk dipadukan. Tetapi perkembangan ilmu pengetahuan terkini justru menunjukkan sebaliknya. Perpaduan antara biologi dan matematika, menghasilkan embrio suatu cabang pengetahuan baru yang memiliki masa depan yang menjanjikan di abad 21 ini. Embrio itulah yang bernama bioinformatika. Bioinformatika merupakan perpaduan harmonis antara teknologi informasi dan bioteknologi, yang dilatarbelakangi oleh ledakan data (data explosion) observasi biologi sebagai hasil yang dicapai dari kemajuan bioteknologi.
Contohnya adalah pertumbuhan pesat database DNA pada GenBank. Genbank adalah database utama dalam biologi molekuler, yang dikelola oleh NCBI (National Center for Biotechnology Information) di AS.
Kemajuan teknik biologi molekuler dalam mengungkap sekuens biologi protein (sejak awal 1950an) dan asam nukleat (sejak 1960an) mengawali perkembangan pangkalan data dan teknik analisis sekuens biologi. Pangkalan data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960an di AS, sementara pangkalan data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970an di Amerika Serikat dan Jerman pada Laboratorium Biologi Molekuler Eropa (European Molecular Biology Laboratory).
JENIS DATA BIOLOGI DI BIOINFORMATIKA
Bioinformatika adalah kombinasi dari biologi dan teknologi informasi. Disiplin ilmu ini meliputi berbagai perkakas sistem komputasi dan metoda yang digunakan untuk mengatur, meneliti dan menggerakkan besar satuan data biologi. Secara esensial, bioinformatika mempunyai tiga komponen:
·       Penciptaan database yang memungkinkan penyimpanan dan manajemen pengaturan data biologi yang besar.
·       Pengembangan algoritma dan statistik untuk menentukan hubungan diantara sejumlah data set yang besar.
·       Penggunaan dari perkakas untuk analisa dan penafsiran dari berbagai jenis data biologi, mencakup DNA, RNA dan urutan protein, struktur protein, profil ekspresi gen, dan jalur biokimia.
7.1 Manajemen Data
Manajemen Data Termasuk pemeliharaan database dan pemrosesan data, merupakan tugas paling dasar dan yang paling utama. Sejumlah besar data yang  bisa digunakan bersama dibuat oleh berbagai lembaga penelitian yang dibiayai  publik, dan diletakkan di dalam bank data publik. Anotasi data mentah, yang artinya menambahkan berbagai deskripsi dan fungsi, merupakan bagian yang sangat penting dari pekerjaan ini, dan sebagian besar didanai oleh lembaga  penelitian pemerintah (James, 2001 ).
7.2 Struktur dan Sekuens Protein dan Gen
Struktur dan sekuens protein dan gen. Sekuens digunakan untuk merepresentasikan molekul makro. Struktur gen yang mengkodifikasi sekuens asam amino di dalam protein dibuat menggunakan proyek sekuensial genom. Data genomik akan diterjemahkan menggunakan komputer menjadi sekuens protein ( James, 2001 ).
7.3 Struktur Molekuler 3D.
Struktur Molekular 3D. Pemodelan komputer bisa menggambarkan struktur ini menggunakan pengukuran fisik menggunakan sinar X atau resonansi magnetik nuklir ( James, 2001 ).
7.4 Fungsi dan Struktur Genom
Fungsi dan Struktur Genom. Genom dari suatu organisme (mahluk hidup) terdiri dari materi genetik keseluruhan. Informasi fungsi dan struktur genom adalah informasi detail dasar yang selalu diperbaharui dengan berbagai informasi baru termasuk tautan ke berbagai database yang lain ( James, 2001 ).
7.5 Data Bibliofrafik
Data Bibliografik, seperti abstrak dari suatu artikel sains. Jumlah data yang meningkat secara eksponensial, terutama yang berhubungan dengan proyek genom, seperti proyek sekuensial genom manusia. Data yang saat ini bisa diakses  publik melalui internet merupakan susunan data dalam bentuk kecil ( James, 2001 ).
Perkembangan di Indonesia
Di Indonesia, Bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dapat dimaklumi karena penggunaan komputer sebagai alat bantu belum merupakan budaya. Bahkan di kalangan peneliti sendiri, barangkali hanya para peneliti biologi molekul yang sedikit banyak mengikuti perkembangannya karena keharusan menggunakan perangkat-perangkat Bioinformatika untuk analisa data. Sementara di kalangan TI masih kurang mendapat perhatian. Ketersediaan database dasar (DNA, protein) yang bersifat terbuka/gratis merupakan peluang besar untuk menggali informasi berharga daripadanya. Database genom manusia sudah disepakati akan bersifat terbuka untuk seluruh kalangan, sehingga dapat digali/diketahui kandidat-kandidat gen yang memiliki potensi kedokteran/farmasi. Dari sinilah Indonesia dapat ikut berperan mengembangkan Bioinformatika. Kerjasama antara peneliti bioteknologi yang memahami makna biologis data tersebut dengan praktisi TI seperti programmer, dan sebagainya akan sangat berperan dalam kemajuan Bioinformatika Indonesia nantinya.
Sebagai kajian yang masih baru, Indonesia seharusnya berperan aktif dalam mengembangkan Bioinformatika ini. Paling tidak, sebagai tempat tinggal lebih dari 300 suku bangsa yang berbeda akan menjadi sumber genom, karena besarnya variasi genetiknya. Belum lagi variasi species flora maupun fauna yang berlimpah. Memang ada sejumlah pakar yang telah mengikuti perkembangan Bioinformatika ini, misalnya para peneliti dalam Lembaga Biologi Molekul Eijkman. Mereka cukup berperan aktif dalam memanfaatkan kajian Bioinformatika. Bahkan, lembaga ini telah memberikan beberapa sumbangan cukup berarti, antara lain:
1. Deteksi Kelainan Janin
Lembaga Biologi Molekul Eijkman bekerja sama dengan Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sejak November 2001 mengembangkan klinik genetik untuk mendeteksi secara dini sejumlah penyakit genetik yang menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik maupun retardasi mental seperti antara lain, talasemia dan sindroma down. Kelainan ini bisa diperiksa sejak janin masih berusia beberapa minggu. Talasemia adalah penyakit keturunan di mana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga mengalami anemia berat dan perlu transfusi darah seumur hidup. Sedangkan sindroma down adalah kelebihan jumlah untaian di kromosom 21 sehingga anak tumbuh dengan retardasi mental, kelainan jantung, pendengaran dan penglihatan buruk, otot lemah serta kecenderungan menderita kanker sel darah putih (leukemia). Dengan mengetahui sejak dini, pasangan yang hendak menikah, atau pasangan yang salah satunya membawa kelainan kromosom, atau pasangan yang mempunyai anak yang menderita kelainan kromosom, atau penderita kelainan kromosom yang sedang hamil, atau ibu yang hamil di usia tua bisa memeriksakan diri dan janin untuk memastikan apakah janin yang dikandung akan menderita kelainan kromosom atau tidak, sehingga mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan apakah kehamilan akan diteruskan atau tidak setelah mendapat konseling genetik tentang berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Di bidang talasemia, Eijkman telah memiliki katalog 20 mutasi yang mendasari talasemia beta di Indonesia, 10 di antaranya sering terjadi. Lembaga ini juga mempunyai informasi cukup mengenai spektrum mutasi di berbagai suku bangsa yang sangat bervariasi. Talasemia merupakan penyakit genetik terbanyak di dunia termasuk di Indonesia.
2. Pengembangan Vaksin Hepatitis B Rekombinan
Lembaga Biologi Molekul Eijkman bekerja sama dengan PT Bio Farma (BUMN Departemen Kesehatan yang memproduksi vaksin) sejak tahun 1999 mengembangkan vaksin Hepatitis B rekombinan, yaitu vaksin yang dibuat lewat rekayasa genetika. Selain itu Lembaga Eijkman juga bekerja sama dengan PT Diagnosia Dipobiotek untuk mengembangkan kit diagnostik.
3. Meringankan Kelumpuhan dengan Rekayasa RNA
Kasus kelumpuhan distrofi (Duchenne Muscular Dystrophy) yang menurun kini dapat dikurangi tingkat keparahannya dengan terapi gen. Kelumpuhan ini akibat ketidaknormalan gen distrofin pada kromosom X sehingga hanya diderita anak laki-laki. Diperkirakan satu dari 3.500 pria di dunia mengalami kelainan ini. Dengan memperbaiki susunan ekson atau bagian penyusun RNA gen tersebut pada hewan percobaan tikus, terbukti mengurangi tingkat kelumpuhan saat pertumbuhannya menjadi dewasa. Gen distrofin pada kasus kelumpuhan paling sering disebabkan oleh delesi atau hilangnya beberapa ekson pada gen tersebut. Normalnya pada gen atau DNA distrofin terdapat 78 ekson. Diperkirakan 65 persen pasien penderita DMD mengalami delesi dalam jumlah besar dalam gen distrofinnya. Kasus kelumpuhan ini dimulai pada otot prosima seperti pangkal paha dan betis. Dengan bertambahnya usia kelumpuhan akan meluas pada bagian otot lainnya hingga ke leher. Karena itu dalam kasus kelumpuhan yang berlanjut dapat berakibat kematian. Teknologi rekayasa RNA seperti proses penyambungan (slicing) ekson dalam satu rangkaian terbukti dapat mengoreksi mutasi DMD. Bila bagian ekson yang masih ada disambung atau disusun ulang, terjadi perubahan asam amino yang membentuk protein. Molekul RNA mampu mengenali molekul RNA lainnya dan melekat dengannya.
KESIMPULAN

Bioinformatika merupakan suatu bidang ilmu biologi yang memanfaatkan teknologi computer untuk pendukung ilmu biologi. Bioinformatika terdiri atas  bioinformatika baru dan klasik, bioinformatika klasik masih focus pada sekuens DNA, sedangkan bioinformatika baru pemetaan genom manusia sudah selesai. Di sini kita sudah bisa melakukan perbandingan genom dari berbagai spesies yang  berbeda, mengukur jumlah relatif dari kopi atau cetakan dari sebuah pesan genetik, menemukan fungsi dan keterkaitan dari gen, dan melihat kerja fungsi genom. Bioinformatika memiliki keterkaitan dengan beberapa cabang ilmu IPA lainnnya, seperti, Biophysics, Computational biology, Medical informatics, Cheminformatics, Mathematical Biology, Proteomics, dan Pharmacogenomics. Bioinformatika memiliki jenis data, yaitu Manajemen Data , Struktur dan Sekuens Protein dan Gen, Struktur molekuler 3D, Fungsi dan Struktur Genom , dan Data Bibliofrafik. Bioinformatika memiliki 3 komponen yaitu : Penciptaan database, Pengembangan algoritma dan statistik dan Penggunaan dari perkakas.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar